Penyuluh Bapeltanbun Menjadi Narasumber Sistem Mina Padi Via Zoom Meeting
Pada hari Jumat, 26 Juli 2024, penyuluh dari Balai Penyuluhan Pertanian dan Perkebunan (Bapeltanbun), Ibrahim, SP, berperan sebagai narasumber dalam acara pengenalan Sistem Mina Padi untuk Peningkatan Pendapatan Petani. Acara ini diselenggarakan di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri Mataram di Dusun Taman Bali, Desa Sepakek, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah. Acara tersebut dilakukan secara daring melalui Zoom Meeting untuk memfasilitasi partisipasi yang lebih luas.
Dalam presentasinya, Ibrahim menjelaskan bahwa Sistem Mina Padi adalah salah satu metode inovatif untuk meningkatkan produktivitas lahan sawah. Sistem ini tidak hanya meningkatkan produksi padi, tetapi juga meningkatkan pendapatan petani melalui hasil sampingan berupa ikan. Ibrahim menekankan bahwa dengan mengintegrasikan budidaya ikan ke dalam sawah, petani dapat memperoleh manfaat ganda dari lahan yang sama, yaitu hasil panen padi dan ikan. Hal ini diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Ibrahim juga menjelaskan syarat teknis yang harus dipenuhi untuk menerapkan Sistem Mina Padi. Salah satu syarat utama adalah tersedianya sistem pengairan sawah yang teknis atau setengah teknis. Selain itu, lokasi sawah sebaiknya dekat dengan tempat tinggal petani untuk memudahkan pengawasan dan pemeliharaan secara bersama-sama. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kegiatan budidaya ikan dan padi dapat berjalan lancar dan terpantau dengan baik. Ibrahim juga menambahkan bahwa Sistem Mina Padi sangat cocok dikombinasikan dengan sistem tanam padi jajar legowo, baik dengan pola tanam 2:1 maupun 4:1, yang sudah terbukti meningkatkan efisiensi lahan dan hasil produksi padi.
Selain manfaat ekonomi, Sistem Mina Padi juga memiliki manfaat ekologi. Ibrahim menjelaskan bahwa sistem ini dapat membantu menekan populasi hewan air yang menjadi hama bagi tanaman padi. Dengan adanya ikan di sawah, hama-hama seperti keong mas dapat dikendalikan secara alami. Selain itu, Sistem Mina Padi juga dapat mengurangi serangan hama wereng coklat, yang merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi. Dengan demikian, penggunaan pestisida kimia dapat diminimalkan, sehingga lebih ramah lingkungan.
Ibrahim mengakhiri presentasinya dengan mendorong para petani dan mahasiswa KKN untuk memanfaatkan dan mengimplementasikan Sistem Mina Padi ini. Dia berharap bahwa dengan adopsi sistem ini, petani dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka secara berkelanjutan. Acara tersebut juga membuka sesi tanya jawab, di mana para peserta dapat berdiskusi dan mendapatkan klarifikasi lebih lanjut mengenai penerapan Sistem Mina Padi di lapangan.
Melalui acara kegiatan ini, diharapkan para petani dan mahasiswa KKN dapat lebih memahami dan tertarik untuk menerapkan Sistem Mina Padi, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka serta menjaga keberlanjutan lingkungan pertanian di Lombok Tengah.