Berita

Petani Budidaya Ramah Lingkungan

Ada kabar gembira datang dari petani yang menerapkan sistem pertanian ramah lingkungan. Dalam sistem pertanian ini, petani mengaplikasikan produk yang aman bagi lingkungan termasuk manusia. Produk yang dimaksud adalah seperti pupuk dan bahan pengendali.

Pak Sanusi Petani di poktan Kelana Ria, Desa Sisik, Kec. Pringgarata menggunakan bahan organik dimulai sejak pengolahan tanah dengan menggunakan sisa pelapukan bambu dicampur kompos, selama masa persemaian hingga masa vegetatif.

Tidak hanya kompos Pak Sanusi juga mengaplikasikan Agens Pengendali Hayati (APH) seperti Trichoderma cair, Beauveria bassiana dan Paenybacillus polymixa yang di dapatkan dari LPHP-BPTP NTB melalui petugas POPT pendamping.

Aplikasi APH ini terus dilakukan secara berkelanjutan. Walaupun pupuk urea dan NPK masih digunakan 50%, namun penggunaan pestisida kimia sudah 0% (tidak ada aplikasi pestisida kimia sama sekali). Pada masa generatif, APH masih digunakan untuk mengendalikan serangan walang sangit dengan mengaplikasikan Beauveria bassiana.

Pak Sanusin sejak 2018 telah komitmen menerapkan budidaya ramah lingkungan. Dari upaya yang dilakukan di dapatkan peningkatan produktivitas yang tinggi jika dibandingkan dengan hasil MT II tahun 2022, tahun ini terjadi kenaikan hasil yang signifikan yaitu dari 5.8 ton/ha menjadi 7.1 ton/ha. Panen kali ini, beras semi organik milik Pak Sanusi sudah ditawar dengan harga Rp. 15.000,-/kg.

Selengkapnya di https://distanbun.ntbprov.go.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *